Klarifikasi Terlambat, Kasus Bocah Natar Jadi Cermin Buram Layanan Kesehatan

- Jurnalis

Selasa, 16 September 2025 - 08:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petugas Dinas kesehatan Lamsel saat mengunjungi Randi Aditia (Ist).

Petugas Dinas kesehatan Lamsel saat mengunjungi Randi Aditia (Ist).

Serambi Lampung.com – Kasus bocah asal Dusun Gedong Bendo, Desa Rulung Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan kembali memantik sorotan publik. Awalnya, kabar beredar bahwa Randi Aditia (10) mengalami gizi buruk hingga mengundang kunjungan langsung Ketua TP PKK Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza atau Bathin Wulan.

Namun, klarifikasi cepat datang dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Camat Natar, Eko Irawan, menegaskan bahwa Randi bukan penderita gizi buruk, melainkan didiagnosa paraplegia unspecified atau kelumpuhan dengan penyebab yang belum teridentifikasi jelas.

“Sejak awal tim Puskesmas sudah turun. Pemeriksaan medis membuktikan kondisi Randi bukan gizi buruk. Saat ini juga sedang diajukan bantuan BPNT dan penanganan kesehatan lanjutan,” tegas Eko, Senin (15/9/2025).

Baca Juga :  Sigap dan Berani! Aipda Deni Evakuasi Truk Terperosok di Tanjakan Berbahaya Desa Maja

Langkah-langkah konkret memang sudah ditempuh: rujukan ke RSUD Abdul Muluk, bantuan dana dari komunitas Geber Bismillah Bisa Natar, hingga koordinasi dengan Dinas PPPA Lampung Selatan.

Tetapi di balik itu semua, publik bertanya-tanya: mengapa informasi awal yang beredar begitu cepat melabeli kasus ini sebagai gizi buruk? Apakah ada kesalahan komunikasi, atau memang sistem data kesehatan masyarakat masih lemah dalam sinkronisasi?

Baca Juga :  Pemilihan Ketua KONI Lamsel Digelar 12 Juni, Penjaringan Dibuka 14 Hari

Kasus Randi bukan sekadar urusan medis, tetapi menyangkut kepercayaan publik terhadap kecepatan dan ketepatan informasi pemerintah.

Apalagi, isu gizi buruk di Lampung adalah topik sensitif yang mudah mengguncang psikologis masyarakat, terutama di tengah tingginya angka stunting nasional.

Kini, masyarakat menunggu, apakah pemerintah daerah mampu memastikan penanganan Randi berjalan tuntas, tanpa bias informasi atau kasus ini akan terus jadi preseden buruk komunikasi publik di sektor kesehatan.

Editor Lim

 

 

 

 

 

Follow WhatsApp Channel serambilampung.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

KONI Lampung Selatan Gelar Rapat Teknis Jelang Kejuaraan Tarkam dan Porkab
Hanan A. Rozak Apresiasi Yuhadi: Golkar Bandarlampung Kini Miliki Sertifikat Kantor Resmi
Devi dan Hadi Ditunjuk Sebagai Plt Kepala Dinas
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung Temu Kader Partai Golkar Lamsel
DD Tahap II Non Earmark Hingga Kini Belum Cair
Sekdakab Lamsel Supriyanto Tinjau Uji Kopetensi
Wakil Bupati Lamsel Minta KUPT Bekerjalah Hati – Hati
Wagub Jihan Ajak Pemuda Lampung Jadi Penentu Sejarah dan Bergerak dalam Pembangunan
Berita ini 50 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 16:54 WIB

KONI Lampung Selatan Gelar Rapat Teknis Jelang Kejuaraan Tarkam dan Porkab

Senin, 3 November 2025 - 20:41 WIB

Hanan A. Rozak Apresiasi Yuhadi: Golkar Bandarlampung Kini Miliki Sertifikat Kantor Resmi

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung Temu Kader Partai Golkar Lamsel

Jumat, 31 Oktober 2025 - 11:22 WIB

DD Tahap II Non Earmark Hingga Kini Belum Cair

Kamis, 30 Oktober 2025 - 11:52 WIB

Sekdakab Lamsel Supriyanto Tinjau Uji Kopetensi

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Penutupan Tubaba Art Festival ke-9 Dimeriahkan Penampilan Banda Neira

Minggu, 2 Nov 2025 - 07:09 WIB