SERAMBI LAMPUNG – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan menggelar High Level Metting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menghadapi Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Lamsel, Rabu, 10 Desember 2025, di Aula Rajabasa Kantor Bupati setempat.
Asisten Bidang Administrasi Umum Setdakab Lampung Selatan Edy Firnandi, menyatakan hari ini kita berkumpul dalam satu misi yakni menjaga stabilitas Lamsel menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, saat kebutuhan masyarakat meningkat. Tantangan kita jelas, harga pangan, cuaca ekstrem, distribusi logistik, mobilitas masyarakat dan potensi kerawanan sosial.
“Oleh karena itu, kita tidak boleh bekerja biasa-biasa saja. Kita harus bekerja lebih cepat, lebih tepat, lebih terkoordinasi. Karena stabilitas harga bukan sekedar angka, itu merupakan wajah keadilan, cermin kesejahteraan masyarakat kita,”ujarnya.
Berdasarkan data BPS, jelas Edy Firnandi, periode Nataru secara historis memberi tekanan pada
harga pangan, ketersediaan energi, kelancaran distribusi, serta kesiagaan kesehatan dan keamanan. Oleh karena itu, ada lima fokus utama yang perlu kita kawal bersama yaitu Pertama, Ketersediaan Bahan Pokok dan Barang Penting.
Pastikan stok aman, harga terkendali, dan tidak terjadi panic buying maupun spekulasi harga. Bulog, distributor, dan pasar rakyat harus bergerak serempak. Kedua, Kewaspadaan Cuaca Ekstrem. Dengan proyeksi peningkatan curah hujan, seluruh perangkat daerah wajib memastikan kesiapan drainase, pompa air, normalisasi sungai, serta mitigasi bencana terutama banjir dan longsor.
Ketiga, Kelancaran Distribusi dan Transportasi. Armada angkutan barang dan penumpang harus laik, aman, dan siap menghadapi lonjakan mobilitas. Keempat, Kesehatan dan Kesiapan Fasilitas Pelayanan. Rumah sakit, puskesmas, dan posko layanan siaga 24 jam, tanpa ada warga yang kesulitan mendapatkan pertolongan dan Kelima, Keamanan dan Ketertiban Publik. Polri, TNI, Satpol PP, dan seluruh elemen harus memperkuat cipta kondisi agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang dan damai.
“Saya instruksikan beberapa langkah penting berikut, pantau secara rutin komoditas utama, beras, gula, minyak goreng, telur, daging, dan cabai. Serta pastikan BBM dan LPG tersedia, tidak ada antrean dan tidak ada permainan harga,”jelasnya.
Dia mengatakan, gelar pangan murah, operasi pasar, intervensi distribusi, serta koordinasi aktif dengan Bulog dan Bank Indonesia. Informasi harga harus transparan, real time dan dapat diakses masyarakat.
Pastikan tidak ada produk kadaluarsa atau tidak layak konsumsi beredar di pasar. Dan terkait mitigasi bencana perkuat kerjasama dengan BMKG dan BPBD. Cek titik rawan banjir dan longsor. Siapkan rencana kontinjensi yang jelas.
Berikan informasi yang mencerahkan dan menenangkan. Edukasi masyarakat untuk belanja bijak.
“Lalu, kepada Satgas Pangan tingkatkan pengawasan dengan pendekatan humanis, tegas, dan solutif. Stabilitas harga bukan hanya urusan teknis, ini merupakan bagian dari melindungi masyarakat, khususnya kelompok ekonomi kecil” katanya.
“Kita ingin masyarakat Lampung Selatan merayakan Natal dan Tahun Baru dengan bahagia, aman, dan penuh harapan. Saya yakin, dengan kolaborasi pemerintah daerah, aparat keamanan, BPS, Bulog, dan tentu Bank Indonesia sebagai mitra strategis, Lampung Selatan akan tetap stabil dan terus tumbuh,”tambah dia. (MAN)









