Terkait OTT Aktivis: Antara Pemerasan, Perdamaian, dan Pertanyaan Siapa yang Mengorder?

- Jurnalis

Selasa, 23 September 2025 - 15:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Poto Ilustrasi

Poto Ilustrasi

BANDAR LAMPUNG – Kasus operasi tangkap tangan (OTT) terhadap dua aktivis LSM, Wahyudi alias Yudi Gepak dan Padli, terus menyeret opini publik ke dalam teka-teki yang menyerupai puzzle. Polemik pun mengemuka: apakah peristiwa ini benar murni kasus pemerasan, atau justru bagian dari upaya pembungkaman?

Dirilis dari Halo Indonesia,  Direktur RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM), Imam Ghozali, menegaskan pihaknya hanya menjadi pintu masuk dalam operasi tersebut.

“Kita itu jadi pintu masuklah untuk penangkapan yang bersangkutan,” ujarnya saat memberi keterangan melalui video, Senin (22/9/2025).

Menurut Imam, jauh sebelum OTT berlangsung, surat perintah operasi sudah ada. Hal itu membuatnya berasumsi bahwa para aktivis sudah menjadi target operasi. “Asumsi saya nih, artinya yang bersangkutan sudah menjadi target operasi,” kata dia.

Meski demikian, Imam mengaku awalnya ia lebih menginginkan jalan damai. RSUDAM, kata dia, tidak pernah melaporkan kedua aktivis tersebut secara langsung. “Pukul 3.00 WIB kami diminta hadir. Padahal sebenarnya kami ingin menyelesaikan masalah ini lewat komunikasi,” ungkapnya.

Imam menambahkan, tudingan sepihak dari para aktivis seakan membuat citra RSUDAM penuh masalah. Bahkan, ia sempat dituding memiliki kedekatan politik dengan Partai Gerindra. Imam menepis tuduhan itu.

Baca Juga :  Polsek Kalianda Bergerak Cepat Ungkap Pencurian Uang BRILink

“Saya melalui proses seleksi terbuka sesuai aturan kepegawaian. Penunjukan saya dilakukan langsung oleh Gubernur, tidak ada kaitan dengan partai politik,” tegasnya.

Namun di sisi lain, Ketua Umum Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK) Wahyudi justru menyampaikan kronologi berbeda. Ia membantah keras tudingan menerima uang damai dan menyebut klarifikasinya penting untuk meluruskan informasi yang terlanjur viral.

Dalam penjelasannya di ruang Jatanras Polda Lampung, Senin (22/9/2025), Wahyudi mengaku pertemuan pertama dengan pihak RSUDAM terjadi di Mall Boemi Kedaton (MBK) pada Jumat, 19 September 2025. Pertemuan itu, kata Wahyudi, atas permintaan Kepala Bagian Umum RSUDAM, Sabaria Hasan.

“Tujuan pertemuan itu untuk membicarakan rencana aksi demonstrasi terkait kasus RSUDAM,” jelasnya.

Rencana demo yang awalnya digelar Senin (22/9) kemudian mereka batalkan setelah koordinasi dengan Polresta Bandarlampung. Menurut Wahyudi, justru pihak RSUDAM yang menawarkan sejumlah uang atau proyek sebagai bentuk “uang perdamaian”. Ia mengaku menolak dan hanya ingin bertemu langsung dengan Dirut RSUDAM.

“Pada prinsipnya, saya hanya ingin komunikasi langsung dengan Direktur Utama RSUD agar jelas duduk perkaranya,” tegas Wahyudi.

Baca Juga :  Gubernur Lampung Sigap Bawa Aspirasi Unjuk Rasa ke Ketua MPR RI

Setelah pertemuan pertama, Sabaria Hasan kembali meminta pertemuan lanjutan. Kali ini Wahyudi mengutus rekannya, Fadly. Dalam pertemuan itu, kata Wahyudi, kembali muncul tawaran berupa uang atau proyek.

Puncaknya, pada Sabtu (20/9/2025), Wahyudi bersama Fadly kembali bertemu Sabaria dan seorang pria bernama Yuda. Usai berbincang, Yuda diduga memasukkan kantong plastik hitam ke dalam mobil Wahyudi. Tak lama berselang, keduanya langsung diamankan tim Polda Lampung.

“Sampai di daerah Sukabumi, saat kami berhenti, tim dari Polda Lampung langsung membawa saya dan rekan,” ujarnya.

Wahyudi pun menolak tuduhan pemerasan terhadap pejabat lain, termasuk Kadis BPBD Provinsi Lampung, yang sempat muncul di pemberitaan. Ia meminta polisi memeriksa semua pihak, termasuk pemberi uang. “Ada indikasi saya memang diincar sebagai atensi,” katanya.

Kini, kisah OTT ini seakan terbelah menjadi dua versi: pihak RSUDAM yang menyebutnya target operasi dan menginginkan damai, serta pihak aktivis yang menuding adanya jebakan. Hingga kini, pertanyaan besar yang belum terjawab adalah: siapa sebenarnya yang mengorder operasi ini? (Liem).

 

Follow WhatsApp Channel serambilampung.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Atlit Biliar Carom Lampung Sumbang Emas Pertama
Kabel Jalur PJU di Kalianda Banyak Di Curi
Kejari Lamsel Musnahkan Barang Bukti
Gubernur Mirza Dukung PWI Lampung Jadi Tuan Rumah HPN dan Porwanas 2027
Gubernur Lampung Resmikan KMP Dalom 1
Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung Soroti Dugaan Pengkondisian Pembelian Bahan Bangunan pada Program Revitalisasi Sekolah
Hanan A. Rozak Apresiasi Yuhadi: Golkar Bandarlampung Kini Miliki Sertifikat Kantor Resmi
Kejutan di Drachen! Unggulan Tumbang, April Juara Open Turnamen Billiar Dandim CupBilliar
Berita ini 69 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 16:37 WIB

Kabel Jalur PJU di Kalianda Banyak Di Curi

Rabu, 19 November 2025 - 11:10 WIB

Kejari Lamsel Musnahkan Barang Bukti

Senin, 17 November 2025 - 14:56 WIB

Gubernur Mirza Dukung PWI Lampung Jadi Tuan Rumah HPN dan Porwanas 2027

Jumat, 14 November 2025 - 17:24 WIB

Gubernur Lampung Resmikan KMP Dalom 1

Jumat, 7 November 2025 - 09:27 WIB

Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung Soroti Dugaan Pengkondisian Pembelian Bahan Bangunan pada Program Revitalisasi Sekolah

Berita Terbaru

Wakil Ketua TP PKK Lampung Selatan Reni Apriyani Syaiful menyerahkan cindramata kepada Ketua TP PKK Muara Enim. (Foto.Juwantoro)

Lampung Selatan

Pengurus TP PKK Muara Enim Kunker dan Study Tiru Ke Lamsel

Jumat, 28 Nov 2025 - 13:13 WIB