SERAMBI LAMPUNG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lampung Selatan, kembali menggelar sosialisasi budaya baca dan literasi pada pendidikan dasar dan masyarakat tahun 2025, Rabu, 22 Oktober 2025, di SMPN 1 Sidomulyo persisnya di Desa Sidorejo.
Dimana, acara tersebut mengusung tema Literasi Kuat, Generasi Hebat, Membangun Bangsa Lewat Budaya Membaca. Para peserta sosialisasi adalah Kasi Kesos dari sejumlah kecamatan dan guru pengelola perpustakaan SD-SMP dari Kecamatan Sidomulyo, Palas, Katibung, Waypanji, Candipuro dan Waysulan.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Agus Salim. Turut hadir Kabid Madro’i dan narasumber akademisi Dosen dari Universitas Tulang Bawang Syarifuddin.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lampung Selatan M. Darmawan, melaluI Sekretaris Dinas Agus Salim, menyampaikan sosialisasi tersebut ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membaca dan memahami informasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dia pun berharap kegitan ini dapat membangun generasi yang memiliki kemampuan litrasi tinggi, berpikir kritis dan mampu mengelola informasi secara bijak ditengah pesatnya arus digitalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Agus Salim mengajak, melalui kegiatan itu peserta didik untuk jenjang sekolah dasar dapat menumbuhkan minat membaca sejak dini, sehingga kegiatan membaca ini dapat menjadi kebiasaan positif yang memperluas wawasan anak didik.
“Harapan kami juga, ini dapat mendorong peran aktif guru, tenaga kependidikan serta orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya budaya literasi di sekolah dan rumah,”ujarnya.
Disisi lain, jelas dia, sosialiasi budaya baca dan literasi itu dapat memperkokoh kolaborasi antara sekolah, pemerintah, lembaga pendidikan, perpustakaan, komunitas litrasi dan pihak lainnya dalam membangun ekosistem literasi berkelanjutan.
“Sehingga ini dapat merubah paradigma masyarakat yang mengangap perpustakaan hanyalah gudang kertas yang tak berguna, untuk dijadikan tempat berinteraksi dengan ilmu pengetahuan dan mengganggap perpustakaan adalah jantunnya ilmu,”jelasnya. (MAN)
