SERAMBI LAMPUNG – Tak semua perjalanan harus berakhir di tujuan. Ada tempat yang seharusnya menjadi jeda tempat singgah, beristirahat, dan menemukan cerita.
Dari pemikiran itulah, Lampung Selatan memilih menanggalkan sebutan lama “Pintu Gerbang Sumatra” dan menggantinya dengan nama yang lebih hangat: Beranda Sumatra.
Bagi Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, perubahan ini bukan sekadar permainan kata. Beranda adalah teras rumah ruang awal yang menyambut tamu, tempat orang duduk sejenak sebelum melangkah lebih jauh. Berbeda dengan gerbang yang hanya dilewati, beranda mengundang orang untuk berhenti.
“Kalau gerbang, orang cuma lewat. Tapi beranda itu tempat singgah. Kita ingin orang datang ke Lampung Selatan, singgah, bahkan bermalam,” tutur Egi.
Selama bertahun-tahun, Lampung Selatan dikenal sebagai wilayah lintasan. Roda kendaraan tak pernah berhenti berputar, kapal silih berganti berlabuh, namun banyak yang hanya melintas tanpa benar-benar mengenal apa yang disimpan daerah ini. Padahal, Lampung Selatan memiliki pantai yang memikat, pegunungan yang menenangkan, serta keramahan masyarakat yang tulus.
Kini, wajah Lampung Selatan perlahan berubah. Kawasan wisata dibenahi, akses diperbaiki, akomodasi tumbuh, dan ruang-ruang publik dipercantik. Semua diarahkan pada satu tujuan: menjadikan Lampung Selatan sebagai destinasi, bukan sekadar persinggahan.
“Lampung Selatan terus berbenah dan bersolek. Apa yang kita ucapkan adalah doa. Kita tidak mau daerah ini hanya dikenal sebagai gerbang yang dilewati, tapi sebagai beranda yang dirindukan,” kata Egi. Saat berbincang dengan Pengurus PWI Lampung minggu malam lalu.
Perubahan nama menjadi Beranda Sumatra pun membawa pesan optimisme. Ia adalah simbol harapan bahwa wisatawan akan berhenti, menikmati senja di pesisir, mencicipi kuliner lokal, berbincang dengan warga, lalu memutuskan untuk tinggal lebih lama.
Di beranda, orang merasa diterima. Dan Lampung Selatan kini ingin dikenal sebagai tempat yang membuka pintu dengan senyum, bukan sekadar jalan yang dilewati terburu-buru.
Dari gerbang yang dilintasi, Lampung Selatan bertransformasi menjadi beranda yang mengundang. Sebuah awal baru bagi daerah yang siap menyambut siapa pun yang datang, bukan hanya untuk lewat, tetapi untuk tinggal dan kembali.
Ditulis: Muslim Pranata









