LAMSEL – Direktur Radio Dimensi Baru FM 93.0, Rudi Suhaimi Kalianda, resmi melaporkan dugaan pengancaman yang dilakukan oleh Edi Karnizal ke SPKT Mapolres Lampung Selatan. Laporan ini didampingi oleh kuasa hukum sekaligus juru bicaranya, Gammelli Rahil, SH. Dugaan ancaman tersebut terkait pernyataan Edi Karnizal yang akan “mengacak-ngacak Kominfo” apabila dirinya tidak lagi diterima sebagai penyiar di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
“Edi Karnizal sudah jelas tidak diterima sebagai penyiar. Kami khawatir dia benar-benar mengeksekusi ancamannya,” ujar Gammelli Rahil yang akrab disapa Rara. Ia menegaskan bahwa laporan ini bertujuan sebagai langkah antisipasi perlindungan hukum.
Menurut Rara, ancaman tersebut tidak hanya menyangkut barang-barang milik negara dan pribadi, tetapi juga melibatkan data dan keselamatan individu di LPPL. “Kami khawatir konflik ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain. Masalah hukumnya kami serahkan sepenuhnya kepada penyidik, sementara kami menunjuk Nursalam, SH and Partner sebagai kuasa hukum resmi,” imbuhnya.
Rara juga mengklarifikasi bahwa Rudi Suhaimi bukanlah mantan pengacara seperti yang diberitakan sebelumnya. “Bang Rudi adalah praktisi hukum pada era 1990-an dan pernah menjadi aktivis di LBH. Namun, ia memilih fokus berkarier di dunia jurnalistik,” jelas Rara.
Akun Media Sosial Radio Dimensi Baru FM Diretas
Di hari yang sama, dua akun media sosial Radio Dimensi Baru FM, yakni Facebook dan Instagram, dilaporkan diretas. Peretasan ini diketahui pada pukul 08.30 pagi. Meski akun Facebook berhasil dipulihkan dalam waktu setengah jam, akun Instagram tidak dapat diselamatkan.
Menurut Indah Ekawati, admin media sosial radio tersebut, peretasan terhadap akun Instagram terjadi pada Minggu dini hari, sekitar pukul 02.55. “Peretas mengganti email, password, dan nomor telepon yang terhubung ke akun,” ungkapnya.
Hingga kini, pihak Radio Dimensi Baru FM masih berupaya memulihkan akun Instagram mereka serta menyelidiki motif di balik peretasan tersebut. Kejadian ini menambah tekanan terhadap manajemen LPPL di tengah konflik internal yang sedang berlangsung.(red).
