Menag Minta Ekoteologi dan Pelestarian Alam Masuk Kurikulum Pendidikan Agama

- Jurnalis

Selasa, 21 Januari 2025 - 16:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Agama Nasaruddin Umar

Menteri Agama Nasaruddin Umar

Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar, meminta ekoteologi dan pelestarian alam masuk dalam kurikulum pendidikan agama dan keagamaan.

Pesan ini disampaikan Menag saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Islam 2025 di Jakarta, Selasa (21/1/2025) . Rakernas mengusung tema “Execution Matters! Beres Ya.”

Menag mengungkapkan tiga fokus pengembangan pendidikan agama dan keagamaan di masa depan, yakni isu lingkungan, toleransi, dan nasionalisme. Menag menekankan relevansi pendidikan dalam menjawab tantangan zaman, terutama krisis lingkungan. Ia menyebutkan pentingnya pendekatan ekoteologi untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pelestarian alam.

Ekoteologi bisa dipahami sebagai konsep yang membahas tentang inter-relasi antara pandangan teologis-filosofis yang terkandung dalam ajaran agama dengan alam, khususnya lingkungan.

“Konsep ‘khalifah’ dalam Islam menjadi landasan moral untuk mengajarkan siswa menjaga lingkungan hidup. Al-Quran dan hadis memberi pesan tegas untuk tidak merusak bumi,” ujar Menag. Dalam tafsir Al-Quran yang diterbitkan Kementerian Agama, kata khalifah (QS Al Baqarah: 30) diterjemahkan sebagai pengelola alam semesta.

Baca Juga :  UIN RIL Kembangkan Tata Kelola Mahasiswa Internasional dan KUI

Menag berharap nilai-nilai ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan agama, menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab manusia.

Visi kedua yang diangkat adalah penguatan toleransi melalui moderasi beragama. Menag menyebut “Kurikulum Cinta” sebagai pendekatan inovatif untuk mengintegrasikan nilai moderasi ke dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

“Pendidikan adalah jalan utama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis di tengah keberagaman,” tegasnya.

Moderasi beragama dianggap strategis dalam membangun masyarakat yang inklusif serta menanamkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin di berbagai tingkatan pendidikan.

Nasionalisme menjadi pilar ketiga. Menag menekankan pentingnya pendidikan sejarah, penguatan budaya lokal, dan penghayatan nilai-nilai Pancasila sebagai upaya menanamkan cinta tanah air.

“Nasionalisme bukan sekadar slogan, melainkan ruh dari setiap kebijakan pendidikan kita,” ungkap Menag.

Pendidikan agama diharapkan menjadi benteng untuk menjaga identitas bangsa di tengah derasnya pengaruh budaya asing. Sehingga, generasi muda memiliki wawasan global tanpa kehilangan akar budaya dan cinta tanah air.

Baca Juga :  Raker UIN RIL 2025, Sekjen Kemenag RI: Kampus Harus Berdampak bagi Masyarakat

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, menambahkan pentingnya eksekusi program yang tepat untuk mendukung kemajuan pendidikan Islam.

“Perencanaan yang baik tidak berarti apa-apa tanpa eksekusi yang bersih, responsif, dan melayani. Oleh karena itu, tema Rakernas kali ini menjadi pijakan bagi kita semua untuk memastikan segala rencana dapat terealisasi dengan hasil nyata,” ujar Abu.

Ia memperkenalkan visi besar Pendidikan Islam, yakni “MAJU dan HEBAT.” MAJU merupakan akronim dari Melayani, Amanah, Juara, dan Unggul, sementara HEBAT adalah Helpful, Excellent, Brave, Active/Authentic, dan Think.

Rakernas ini dihadiri berbagai stakeholder Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dari seluruh Indonesia. Rakernas menjadi ajang refleksi, evaluasi, dan sinergi. Agenda Rakernas meliputi talkshow inspiratif bersama Dr. Ary Ginanjar untuk membangun Pendis Culture dan sidang komisi yang membahas empat topik utama: Guru dan Tenaga Kependidikan Islam, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, KSKK Madrasah, serta Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam.

“Rakernas ini adalah momentum untuk memperkuat komitmen kita bersama. Kita harus memastikan bahwa semua keputusan di sini membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan bangsa,” tutup Dirjen Pendis.

Kemenag – Humas

Follow WhatsApp Channel serambilampung.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Disdik Lamsel Akan Tindaklanjuti SE Bersama Tiga Menteri
Wujud Kampus Inklusif, UIN Raden Intan Lampung Luluskan Doktor Penyandang Disabilitas Pertama
Boeing Class Bahas Tren Penerbangan, Diharapkan Jadi Inspirasi Riset Mahasiswa
UIN RIL Luluskan 838 Wisudawan
Usulan UIN Raden Intan Lampung, Wan Abdurachman Direkomendasikan Menjadi Pahlawan Daerah
Bahas Nanobiocides, Prodi Kimia UIN RIL Gelar Webinar Bersama Tomsk State University Rusia
Klinik Pratama UIN RIL Gelar Tes IVA dan Sadanis Gratis
UIN Raden Intan Lampung Gelar FGD Pendirian Fakultas Kedokteran Bersama FK Unjani
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 Maret 2025 - 14:29 WIB

Disdik Lamsel Akan Tindaklanjuti SE Bersama Tiga Menteri

Jumat, 28 Februari 2025 - 16:47 WIB

Wujud Kampus Inklusif, UIN Raden Intan Lampung Luluskan Doktor Penyandang Disabilitas Pertama

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:49 WIB

Boeing Class Bahas Tren Penerbangan, Diharapkan Jadi Inspirasi Riset Mahasiswa

Rabu, 26 Februari 2025 - 16:52 WIB

UIN RIL Luluskan 838 Wisudawan

Selasa, 25 Februari 2025 - 17:08 WIB

Usulan UIN Raden Intan Lampung, Wan Abdurachman Direkomendasikan Menjadi Pahlawan Daerah

Berita Terbaru

Kepala DPMPPTSP Lampung Selatan Rio Gismara. (Foto.Ist)

Lampung Selatan

DPMPPTSP Lamsel Luncurkan 2 Program

Selasa, 11 Mar 2025 - 12:24 WIB