65 Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Siap Mengabdi kepada Masyarakat

65 Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Siap Mengabdi kepada Masyarakat

Bandar Lampung (Humas UIN RIL) – Sebanyak enam puluh lima mahasantri Ma’had al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) siap turun mengamalkan ilmunya di masyarakat dalam kegiatan Qofilah Dakwah Pedesaan (Qodasa) Tahun 2024.

Qodasa merupakan kegiatan yang diselenggarakan rutin setiap tahun dalam rangka syiar Islam dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, serta melatih jiwa leadership menghadapi problematika kehidupan.

Para peserta Qofilah resmi dilepas secara simbolis oleh Wakil Rektor I Prof Dr H Alamsyah MAg, Rabu pagi (10/01/2024), dengan mengalungkan sorban pada setiap masing-masing ketua kelompok Qofilah di Halaman Asrama Putra Ma’had al-Jami’ah UIN RIL.

65 Mahasantri semester IV tersebut akan melaksanakan Qodasa pada 10-28 Januari 2024 di Desa Ceringin Asri, Kec Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Tema yang diusung ialah Dedikasi Santri dalam Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Islami.

Prof Alamsyah dalam sambutannya berpesan kepada para mahasantri agar tidak hanya menjaga nama baik pribadi, namun juga menjaga nama baik UIN Raden Intan Lampung.

Selain itu, selaku santri, ujarnya, harus terus mengembangkan keilmuan dan aktif melakukan hal-hal positif, baik dalam dunia maya maupun dunia nyata sebagai generasi masa depan.

Dalam kesempatan tersebut juga, Mudir Ma’had Al Jami’ah UIN Raden Intan Lampung, Ustadz Muhammad Nur MHum berharap para santri dapat mengaplikasikan keilmuannya di masyarakat, “Ini juga bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, santri ma’had mempunyai kewajiban yang sama dalam ambil bagian pengabdian di masyarakat khususnya di bidang keagamaan,” tuturnya. 

Ia juga mengatakan harapannya mereka mampu menjadi role model dan inspirasi bagi masyarakat. “Qodasa ini sudah yang ke-11, jadi bukan kegiatan baru, namun ini sudah menjadi program sustainable Ma’had al-Jami’ah UIN Raden Intan Lampung. Masyarakat dapat terinspirasi dari yang sebelumnya tidak mengenal dunia pesantren dan UIN, menjadi terinspirasi untuk melanjutkan studinya di pesantren karena melihat sisi positif dari santri,” ungkapnya.