30 Orang Keracunan Usai Makan Seafood di Hotel Novotel Lampung

30 Orang Keracunan Usai Makan Seafood di Hotel Novotel Lampung
Hotel Novotel Lampung (ist).

Bandar Lampung – Manajemen Hotel Novotel Lampung angkat bicara terkait insiden keracunan makanan yang dialami oleh 30 pengunjung setelah menyantap sajian seafood di hotel tersebut. Insiden ini melibatkan rombongan karyawan PT Bukit Asam Lahat, Sumatera Selatan.

General Manager Novotel Lampung, Usaha Pelawi, dalam pernyataan resminya pada Kamis (19/12/2024), mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat untuk menangani situasi tersebut.

"Di Novotel Lampung, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan tamu serta anggota tim kami adalah prioritas utama kami. Kami mengetahui bahwa beberapa tamu mengalami gejala gastrointestinal dan kami segera mengambil tindakan untuk membantu mereka yang terkena dampak," ujar Usaha Pelawi.

Ia menambahkan bahwa Novotel Lampung berkomitmen terhadap standar keamanan dan kebersihan makanan yang ketat sesuai protokol global Accor. "Kami mematuhi standar keamanan dan kebersihan makanan global Accor yang ketat, dan kami berkomitmen untuk menangani masalah ini dengan segera dan penuh perhatian," tambahnya.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini terjadi pada Kamis malam (13/12/2024). Puluhan pengunjung yang menghadiri acara makan malam di hotel tersebut mengeluhkan gejala keracunan seperti mual, muntah, dan diare setelah menyantap seafood yang disajikan.

Akibatnya, sebanyak 30 orang harus dilarikan ke Rumah Sakit Budi Medika untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga kini, pihak kepolisian Polresta Bandar Lampung masih menyelidiki kasus ini.

Kepolisian telah meminta keterangan dari tujuh saksi terkait peristiwa ini. Pemeriksaan sampel makanan juga tengah dilakukan untuk memastikan penyebab pasti keracunan.

Manajemen Novotel Lampung menegaskan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dalam penyelidikan ini.

Kasus ini menjadi sorotan publik, khususnya terkait standar penyajian makanan di hotel berbintang. Pihak Novotel diharapkan dapat mengambil langkah serius untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (*).