Lima Mahasiswa UIN RIL Ikuti KKN Nusantara Moderasi Beragama

Lima Mahasiswa UIN RIL Ikuti KKN Nusantara Moderasi Beragama

Serambilampung.com - Lima mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama pada 12 Juli hingga 26 Agustus 2023 di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

KKN Nusantara Moderasi Beragama tahun ini diselenggarakan oleh IAIN Parepare sebagai tuan rumah dengan mengusung tema “Harmoni dalam Keragaman” dan akan berlangsung kurang lebih selama 45 hari termasuk pembukaan, pembekalan, ekspos hasil pengabdian dan penutupan.

Peserta KKN ini berjumlah 324 dari 52 Perguruan Tinggi Keagamaan se-Indonesia. Lima diantaranya adalah mahasiswa UIN RIL yang terpilih menjadi delegasi setelah melalui seleksi ketat yakni Iqbal Nizar Perdana (PGMI/FTK), Alfian Arohim (HKI/FS), Dian Saputra (MBS/FEBI), Rifa'i Teguh Saputra (HES/FS), dan Nadia Qotrun Nada (KPI/FDIK).

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi pada Rabu (12/07) dan dihadiri oleh Muhammad Aziz Hakim MA ( Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Agama RI), Erwin Sodding (Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi SulSel) dan Dr Hannani (Rektor IAIN Parepare) serta perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) PTK se-Indonesia.

Di tempat yang berbeda, Ketua LP2M UIN RIL, Prof Dr H A Kumedi Ja’far MH berpesan kepada para mahasiswa agar mengedepankan sikap dan pemikiran yang moderat serta menjaga nama baik UIN RIL selama dalam melaksanakan KKN Nusantara Moderasi Beragama di Toraja.

“Dengan harapan dapat memperkuat komitmen, kesadaran,dan implementasi secara nyata nilai-nilai moderasi beragama dalam proses interaksi di masyarakat

di antaranya komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, menghargai tradisi dan budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat,” ujar Prof Kumedi.

Sedangkan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Dr H Ruhban Masykur berharap, melalui KKN ini dapat menjadi bekal dan ilmu bagi para mahasiswa untuk bisa dikembangkan dan diamalkan terutama berkaitan dengan menjaga keutuhan NKRI. Selain itu juga sekaligus merawat keberagaman dengan berbagai suku dan ras dengan ke-Indonesia-an yang utuh.

“Semoga program ini semakin terus digalakkan dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.