BANDARLAMPUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus cacar monyet. Hal tersebut buntut dari penemuan kasus penularan di DKI Jakarta.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinkes Kota Bandarlampung, Desti Mega Putri mengatakan, peningkatan kewaspadaan dilakukan di seluruh fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes). Hal itu disampaikan dalam surat edaran nomor 440/018/III.02/8/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Kota Bandarlampung.
Hal tersebut untuk pendeteksian dini jika ada warga yang terpapar. Sehingga, pasien bisa segera mendapatkan penanganan dan mencegah penularan.
"Sudah ada peningkatkan kewaspadaan di tingkat puskesmas untuk memantau dan melaporkan jika terdeteksi infeksi virus cacar monyet," kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (29/8).
Dalam surat edaran itu Fasyankes diminta untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan cacar monyet. Fasyankes juga diminta segera melakukan penanganan dan pemantauan jika ada warga yang memiliki gejala cacar monyet.
Gejala klinis yang timbul akibat terinfeksi cacar monyet di antaranya sakit kepala, demam akut dengan suhu di atas 38,5 derajat celsius, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Gejala lainnya adalah muncul ruam akut, nyeri otot, sakit punggung, dan kelembahan tubuh. Jika terdapat warga dengan gejala tersebut, maka Fasyankes mesti melakukan pemantauan lebih lanjut.
"Sampai saat ini tidak ada kasus cacar monyet di Bandarlampung, tapi kita semua harus waspada jangan sampai terjadi penularan," jelasnya.
Dalam surat edaran itu juga dijelaskan, penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2-4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan tingkat kematian 3-6 persen. Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. (oza)