Hati-hati Konsleting Listrik saat Rumah Kosong Ditinggal Mudik

Hati-hati Konsleting Listrik saat Rumah Kosong Ditinggal Mudik

BANDARLAMPUNG - Rumah kosong yang ditinggal penghuninya mudik lebaran idul Fitri, rawan menjadi korban kebakaran.

Agar terhindar dari hal demikian, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bandar Lampung, memberi peringatan pada para calon pemudik untuk memastikan kondisi rumah aman dari aliran listrik atau konsleting listrik.

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Bandar Lampung, Antoni Irawan menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ingin mudik, meninggalkan tempat tinggalnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

"Pertama memastikan barang-barang elektronik atau alat listrik, yang bisa menimbulkan kebakaran ini untuk dipastikan kembali ditinggalkan dengan kondisi aman, tidak dalam kondisi berfungsi dan di alirim listrik. Termasuk kompor juga dilepas segel selangnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/4/2023).

Ia menambahkan, begitu juga dengan kulkas sebaiknya di cabut dari aliran listrik, dan jika ada barang yang disimpan dikulkas lebih baik di keluarkan.

"Karena 80 persen potensi kebakaran ini karena arus pendek listrik, karena kabel yang digunakan tidak sesuai dengan produk atau SNI," katanya.

Sesudah memastikan aman dari aliran listrik. Pemudik juga disarankan harus melaporkan kepada pamoong setempat bahwa tempat tinggalnya akan dikosongkan karena ingin pulang kampung.

"Bisa melapor kepada RT, lurah atau aparat yang berwajib. Sehingga nya bisa di monitor aparat berwajib agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti potensi kebakaran," jelasnya.

Antoni mengaku, selama 2023 ini rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal pemiliknya yang terjadi kebakaran ada 10 rumah.

"Tahun kemari juga ada satu unit rumah kosong yang kebakaran, yaitu pada H-1 lebaran, karena di tinggal pemiliknya pulang kampung," paparnya.

Namun jelasnya, pihaknya sendiri dalam idul fitri nanti akan menyiagakan sebanyak 150 an personil, yang terbagi dengan sistem piket.

"Yang diutamakan anggota kita yang siaga ini non muslim, yang tidak melaksanakan lebaran. Begitu juga kalau hari besar agama lain, yang siaga orang muslim," pungkasnya. (oza)