Kasubdit Ketenagaan PTKI Sampaikan Peran Mahasiswa dan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Bandar Lampung (Humas UIN RIL) – Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Muhammad Aziz Hakim MH, menjadi narasumber dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Selasa (27/08/2024).
Dalam acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) KH Ahmad Hanafiah UIN RIL ini, Aziz memaparkan materi mengenai peran penting mahasiswa dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Aziz, mahasiswa adalah insan dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi diri di perguruan tinggi. Mereka diharapkan dapat menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, atau profesional dengan terus belajar, mencari kebenaran ilmiah, serta menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Mahasiswa harus mampu memanfaatkan kebebasan akademiknya dengan mengutamakan penalaran yang baik dan akhlak mulia, serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan potensi mereka, serta menyelesaikan program pendidikan tepat waktu tanpa melampaui batas waktu yang telah ditetapkan.
Aziz menekankan bahwa mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menjaga etika dan menaati norma-norma pendidikan tinggi guna memastikan pelaksanaan Tri Dharma dan pengembangan budaya akademik.
“Mahasiswa tidak hanya bertanggung jawab secara personal untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan perkuliahan tepat waktu, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial, seperti melakukan pengabdian kepada masyarakat dan menyuarakan aspirasi rakyat,” paparnya.
Dalam sesi tersebut, Aziz juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi mahasiswa di era digital, seperti perkembangan teknologi yang cepat, tekanan akademik yang tinggi, biaya pendidikan yang meningkat, serta persaingan kerja yang semakin ketat. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik serta persiapan menghadapi ketidakpastian masa depan.
Mahasiswa terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan, mencatat poin-poin penting, serta memberikan umpan balik ketika Aziz mengajak berinteraksi. Aziz juga berpesan agar mahasiswa mampu menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non-akademik, karena keduanya sama-sama penting untuk pengembangan diri.
“Sebagai mahasiswa, hendaknya kita dapat menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik karena keduanya sangat penting,” pesannya. Ia juga mengingatkan mahasiswa untuk memperkuat dasar intelektual, kemampuan organisasi, implementasi gerakan pengabdian, serta membangun jejaring yang luas.