Pemkot Bandarlampung Akan Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng

Pemkot Bandarlampung Akan Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng
Bandarlampung - Pasca tahun baru harga beberapa bahan pokok berangsur turun, namun harga minyak goreng di pasar tradisional Bandarlampung masih tinggi.
Menanggapi terkait masih tingginya harga minyak goreng, Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana akan buat operasi pasar murah.
 
“Nanti Insya Allah Bunda akan adakan operasi pasar murah, dan kita akan adakan khusus untuk minyak goreng. Makanya nanti bunda akan panggil OPD terkait,” kata Bunda Eva, sapaan akrabnya saat ditemui usai melakukan kunjungan di Lapas Perempuan Bandarlampung, Kamis (13/1). 
Kemudian, Bunda Eva juga akan menginformasikannya kepada camat dan lurah terkait pendistribusian dan harga minyak goreng nya yang jauh lebih murah dari pasaran.
“Meskipun keadaan kita masih seperti ini, mudah-mudahan pemkot bisa membantu sedikit beban warga. Maka mohon doa kepada semuanya, doakan semoga covid-19 bisa hilang sehingga semua berjalan dan PAD kita naik,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandarlampung, Wilson Faisol mengatakan, bahwa dinas perdagangan siap melaksanakan apa yang diarahkan oleh walikota.
“Kita akan ikut pemimpin, jika memang itu arahan dari beliau, maka kita akan adakan operasi pasar,” ujarnya.
Selain itu Wilson juga mengatakan bahwa pihaknya hingga kini terus melakukan pengawasan.
“Terkait operasi pasar kita bahas juga, dengan melibatkan beberapa instansi terkait, nanti kita adakan pertemuan. Tapi terkait kapan waktu pelaksanaannya akan disesuaikan,” lanjutnya.
Begitu pula dengan target pasar dan jumlahnya, ia masih akan merapatkannya kepada OPD-OPD terkait.
“Selain itu kita juga akan berkoordinasi dengan bulog dan pemerintah provinsi, apakah dapat jatah minyak murah. Pokoknya secepatnya akan kita lakukan operasi pasar ini, setelah kita adakan pembahasan,” imbuhnya.
Wilson juga menjelaskan, bahwa kenaikan harga minyak goreng ini masih sama dengan sebelumnya yakni harga CPO (Crude Palm Oil) yang tinggi di pasar global. 
Sementara itu, Suryanti, pedagang di Pasar Pasir Gintung mengatakan, harga minyak goreng mulai naik di bulan November.
"Naiknya bertahap sampai tahun baru kemarin,” katanya saat ditemui di kiosnya, Kamis (13/1).
Ia menjelaskan, harga minyak goreng kemasan ukuran 900 ml Rp 18 ribu, ukuran 1 liter berharga Rp 19 ribu, yang semula hanya berkisar Rp 15 ribu.
“Ukuran 2 liter itu tergantung merk. Bimoli itu sampai Rp 40 ribu, sedangkan yang lain Rp 37-38 ribu. Minyak curah juga masih tinggi Rp20 ribu perkilo nya, sebelumnya sekitar Rp16 ribu,” ungkapnya. 
Lalu, Udin, pedagang gorengan di Pasar Pasir Gintung mengatakan, bahwa kenaikan harga gorengan ini juga berdampak untuknya.
 
“Saya jual gorengan sejak tahun 2000. Cara kita antisipasi karena harga minyak goreng naik ini dengan memperkecil porsi gorengan. Semua serba naik, jadi harus pandai mengolahnya,” ujarnya.
Dirinya bisa menghabiskan kurang lebih 7 liter minyak kemasan dalam sehari ini mengaku memang sudah sekitar 3 bulan terakhir harga minyak goreng tinggi.
“Mau nya sih harga seperti dulu. Saya dengar menurut informasi bahwa kenaikan ini katanya karena harga sawit (CPO) juga tinggi. Ya, tolong usahakan lah pemerintah untuk orang kecil seperti kita, tolong turunkan harga supaya tidak berat,” jelasnya. (oza)