PTPN VII Ketahun Produksi Karet Premium
BENGKULU - Melalui serangkaian uji coba olah, Pabrik Karet PTPN VII Unit Ketahun, Bengkulu berhasil memproduksi karet jenis RSS-1 kualitas tinggi. Karet grade premium berwarna kuning keemasan bening itu dihasilkan dari perlakuan dari kebun. Yakni, dari getah lateks setelah disadap, proses mekanisasi, pengasapan, sortasi ketat, hingga pengemasan.
Pernyataan itu disampaikan Manajer PTPN VII Unit Ketahun Hendra Putra saat menerima kunjungan Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Kamis (2/3/23). Hendra mengatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk karet yang dihasilkan, pihaknya terus melakukan inovasi.
“Penggalian produksi memang tetap menjadi fokus utama, tetapi, semua lini juga kami gerakkan untuk memberi nilai tambah. Dari sisi produk akhir, kami melakukan uji coba berulang-ulang sampai akhirnya menemukan cara agar RSS (rubber smoked sheet) yang kami produksi masuk kualitas premium,” kata pria bersuara tegas ini.
Peningkatan dan konsistensi produk RSS kualitas premium ini salah satu yang dipresentasikan Hendra kepada rombongan Dewan Komisaris.
Turut hadir mendampingi, SEVP Operation I PTPN VII Budi Susilo, Kabag Operation I Wiyoso, Kabag SPI Ary Askari, dan Sekretaris Perusahaan Bambang Hartawan. Sedangkan Nurhidayat didampingi Komite Audit Dekom yang terdiri dari Heri Suheri, Nurkholis, dan Leonardo.
Tentang pengakuan kualitas premium kepada produk RSS yang dihasilkan, Hendra mengatakan pihaknya mendapat hasil pra penilaian produk RSS yang dilakukan Kementerian Perindusterian dan Perdagangan RI. Pada laporan bertanggal 10 Februari 2023, kata Hendra, Kemen Perindag merilis hasil analisis kualitas RSS dari 34 perusahaan sejenis yang mengirimkan sampel dengan menempatkan sampel RSS dari Pabrik PTPN VII Unit Ketahun sebagai terbaik.
“Jadi, kami mengirimkan sample semua produk yang kami hasilkan ke Kemen Perindag untuk dinilai. Kami mengirim tiga jenis, yakni RSS-1, RSS-2, dan RSS-3.
Pabrik lain juga mengirimkan, termasuk pabrik lain milik PTPN VII maupun swasta seluruh Indonesia. Hasilnya, tiga sampel yang kami kirim masuk kategori RSS-1. Artinya, semua produk kita dinilai memenuhi standar kualitas tertinggi,” kata dia.
Hendra menambahkan, perubahan perlakuan pada RSS di pabrik Ketahun lebih fokus kepada proses pengasapan. Dia menjelaskan, selain menemukan formula yang pas untuk mendapatkan produk terbaik, pihaknya juga berhasil mempersingkat waktu pengasapan dari lima hari menjadi empat hari.
“Kami terus trial and error untuk menemukan formula waktu yang tepat. Ternyata, kuncinya ada pada perlakuan selama tiga jam sebelum masuk kamar asap. Dengan cara itu, kami bisa hasilkan warna yang kuning bening dan kualitas yang sangat baik,” kata dia.
Menanggapi itu, Komut Nurhidayat memberi apresiasi. Ia menyebut program Planters Innovation Summit (PIS) yang digelar Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menginspirasi kreativitas di Unit Ketahun.
“Saya yakin ini salah satu kreativitas yang terinspirasi dari PIS 2022 lalu di Holding. Dan memang, nilai dari apa yang kita kerjakan dalam mengelola perusahaan ini ada pada kreativitas. Kalau cuma menjalankan manajemen yang biasanya, tidak perlu sulit memilih manajer,” kata dia.
Senada dengan Nurhidayat, SEVP Operation I Budi Susilo juga memberi apresiasi. Menurut dia, hasil uji coba oleh Tim Unit Ketahun harus segera ditularkan kepada pabrik lain di PTPN VII. Untuk itu, ia meminta Manajer dan Tim Ketahun untuk menuangkan hasil eksperimen yang berhasil itu dalam format tertulis.
“Saya sangat apresiasi dan sudah seharusnya ditularkan kepada pabrik kita yang lain. Tetapi, harus disusun secara terstruktur dengan tulisan yang baik supaya mudah dipahami. Ini sangat penting,” kata Budi Susilo.
Rapat presentasi yang digelar di Kantor Sentral itu juga membahas teknis dan isu lain di Unit Ketahun. Budi juga mengapresiasi Unit Ketahun yang baru pindah panel sadap dan cukup berhasil menaikkan produksi dalam beberapa pekan terakhir. Selain itu, ia juga memuji rasa optimistis semua pekerja di Unit yang berlokasi di Desa Air Sebayur, Kecamatan Pinangraya, Bengkulu Utara itu.
Pada kunjungan kerja Dekom ini, rombongan juga meninjau lokasi tambang batubara di lahan kebun karet non produktif milik PTPN VII Afdeling 5 Unit Ketahun. Lokasi tambang seluas 335 hektare ini dieksploitasi oleh PT Cereno Energi Selaras (CES) yang telah menanda tangani kontrak kerjasama pada 30 Desember 2022 lalu.
Nurhidayat terlihat antuasias menyaksikan aktivitas penambangan yang cukup dinamis di lokasi. Rombongan juga menyaksikan proses penambangan dan mendapat gambaran masa depan lahan ini setelah ditambang.
“Kami dari PT CES akan mereklamasi lokasi tambang ini secara bergulir. Kami punya sistem kerja yang simultan untuk menambang batubara yang ada, kemudian kami akan timbun lagi dengan tanah yang telah kami siapkan di soil bank (tempat penampungan tanah uruk). Setelah tertimbun rata, akan kami serahkan ke PTPN VII untuk ditanam kelapa sawit dengan biaya keseluruhan dari PT CES,” kata Thomson, Kepala Teknik Tambang PT CES di lokasi tambang. (HUMAS PTPN VII)