Pemkot Bandarlampung Beri Pelatihan Souvenir dan Makanan

Pemkot Bandarlampung Beri Pelatihan Souvenir dan Makanan

BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung memberikan pelatihan kreasi souvenir dan olahan makanan di 20 kecamatan yang ada di Kota Tapis Berseri ini. Hal itu sebagai upaya meningkatkan usaha rumahan agar tetap produktif.

Demikian diungkapkan Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana usai membuka pelatihan di Kantor Kelurahan Panjang Selatan, Senin (14/11). "Kami mengumpulkan penggiat usaha rumahan guna diberikan pelatihan. Apalagi mereka itu ada yang kue basah sama souvernir dari tapis. Nah ini tidak lain supaya ibu-ibu rumahan bisa membuat dan bisa latih yang lain nya juga," ujarnya. 

Bunda Eva, sapaan akrabnya menambahkan, setelah dari pelatihan ini cukup bagus, nanti pihaknya juga akan membantu penjualannya.

"Di Bumiwaras itu kita ada ruko. Nah nanti kita kasih dua untuk membantu pemasarannya bagi olahan makanan sama kreasi souvenir," kata dia.

"Diharapkan ikuti pelatihan ini dengan tekun. Jadi walaupun ibu-ibu di rumah kita tetap berkreasi membantu keluarga," tambahnya.

Selain itu, kata Bunda Eva, kedepan jika sudah berjalan baik, pihaknya akan memberikan modal untuk kreasi makanan sebesar Rp15 juta per kecamatan, sementara kalau untuk kreasi tapis diberikan Rp25 juta.

"Karena di Bandarlampung wista terbatas. Maka kita gencarkan dari kulinernya, sehingga yang datang bisa berbelanja disini. Jadi tidak lain bunda ingin usaha rumahan ini bagaimana caranya harus maju," paparnya.

Kepala Dinas Perindustrian Kota Bandarlampung, Adiansyah menyampaikan, pelatihan tersebut dilaksanakan selama 5 hari dari 14-21 Oktober, bertepat di 20 kecamatan masing-masing.

"Dengan total jumlah peserta 600 orang. Artinya setiap kecamatan ada 30 peserta baik untuk pelatihan souvenir dan makanan," ujarnya.

Sehingga setiap perwakilan kelurahannya diharapkan bisa menerapkan dan mengajarkan pada yang lain.

"Untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu, untuk mampu jadi pengusaha kecil dan menciptakan lapangan kerja yang produktif," kata Adiansyah.

Sementara itu, Tanti (40) salah satu peserta mengaku, mengikuti pelatihan ini banyak manfaatnya, apa lagi bagi kami ibu-ibu seperti nya.

Selain menambah variasi makanan, juga pihaknya bisa praktek langsung. 

"Jadi keluar dari sini bisa langsung diperaktikan di rumah," ujarnya.

Menurutnya, sejak Covid-19 tidak di agendakan lagi pelatihan ini. Sehingga baru kali ini diberlakukan lagi.

"Kita di rumah menjual makanan. Sehingga kalau kreasi makanannya banyak tentu uang sakunya juga bertambah," kata Tanti. (oza)