Pemkot Tambahkan Dana Rp2 Miliar Untuk Percepat Target Penurunan Stunting di Bandarlampung

Pemkot Tambahkan Dana Rp2 Miliar Untuk Percepat Target Penurunan Stunting di Bandarlampung

BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung akan menambahkan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk mempercepat target penurunan stunting di Kota Tapis Berseri ini. 

Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana mengatakan, angka prevalensi stunting di Kota Bandarlampung saat ini berada diangkat 19,4 persen. 

Oleh karenanya, orang nomor satu di Kota Tapis Berseri ini meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota setempat untuk dapat bergerak lebih cepat untuk menurunkan angka stanting tersebut.

"Supaya target kita 2023 teratasi. Ditambahkan Rp2 miliar lagi untuk gizi. Bunda berharap BKKBN mulai bergerak secara bertahap kalau bisa menurunkan sampai zero atau 0, untuk stunting di Bandar Lampung," kata Bunda Eva, sapaan akrabnya saat acara Aksi ke-3 Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Gedung Semergou, Senin (1/8).

Anggaran tersebut, lanjut Bunda Eva, untuk memenuhi kebutuhan perbaikan gizi anak-anak di Kota Bandar Lampung supaya mencapai target penurunan angka prevalensi stunting.

Meski angka prevalensi jauh dari rata-rata pusat, namun Bunda Eva meminta agar BKKBN terus berkolaborasi dengan stake holder terkait, dalam mengatasi stunting dan gizi anak.

"Kita juga berupaya semaksimal mungkin melalui posyandu, poskeskel, dan 31 puskesmas yang masih setiap hari keliling untuk memantau. Bunda berharap, dari BKKBN juga kalau bisa 3 hari sekali kumpul dengan posyandu, berikan yang terbaik untuk anak-anak kita dan juga komunikasi yang baik dengan PP dan KB," jelasnya.

Selain Rp2 miliar dari pemkot, kata Bunda Eva, pihaknya juga mendapatkan anggaran dari pusat sebesar Rp7 miliar lebih untuk mengatasi stunting.

"Maka ini kita minta kerjasama dari semua pihak untuk kota bebas stunting. Sehingga diharapkan Bandarlampung bisa jadi kota percontohan," katanya.

Sementara, Plt Kepala Dinas BKKBN Kota Bandarlampung, Santi Sundari menambahkan, angka stunting di Bandarlampung tidak terlalu besar hanya 19,4 persen pada 2021.

"Untuk 2022 ini kita berencana untuk menurunkan di angka 16 persen. Sehingga di 2024 kita turun menjadi 10 persen stuntingnya. Kalau nasional itu targetnya 14 persen pada 2024," ungkapnya.

Menurutnya, Bandarlampung secara nasional di angka 5 terbawah stuntingnya, jadi bukan daerah yang lokus stunting.

Oleh karenanya, dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp7,9 miliar tersebut pencairannya bertahap tergantung dengan kegiatan.

"Dari 20 kecamatan yang lokus stunting ada 7 daerah. Yakni salah satunya Tanjungkarang Barat, Panjang, Kedaton, Anggal dan Kemiling. Tapi pada saat kami pantaupun cukup baik, karena kita bekerjasama dengan pihak terkait juga," tandasnya. (oza)